Walaupun seperti biasa menjelang bulan ramadhan harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, namun sepertinya sudah tidak aneh lagi karena hal itu hampir terjadi setiap tahun, berarti ini bukan masalah yang sederhana akan tetapi sudah ke arah sistem yang ada dalam rangka mengelola dan distribusi kebutuhan masyarakat belum maksimal.
Selain itu masyarakat juga dihadiahi kado pahit berupa kenaikan tarif listrik yang berlaku mulai 1 juli 2014, yang menurut pemerintah jika tarif listrik tidak dinaikkan maka anggaran subsidi akan membengkak. Hal ini dikarenakan biaya produksi listrik yang sangat mahal, yang diakibatkan PLN masih menggunakan BBM yang juga mahal harganya. Padahal bisa dialihkan ke gas atau batubara, namun selama ini PLN sulit untuk mendapatkan pasokan gas dan batubara. Ternyata gas dan batubara banyak diekspor ke luar negeri seperti ke Cina, Korea, Jepang dan AS.
Masalah tersebut diatas adalah pengaruh dari penerapan sistim ekonomi kapitalisme liberal, yaitu liberalisasi migas yang banyak sikuasai oleh pihak asing sehingga masyarakatpun sulit untuk mendapatkannya dengan harga murah. Ini bukti bahwa penerapan sistim ekonomi liberal justru melahirkan kesempitan hidup bagi masyarakat dan bangsa. Padahal masyarakat saat ini membutuhkan perubahan kehidupan yang lebih baik dan islami, mengharapkan kepada pemimpin yang mampu untuk mewujudkan cita-cita masyarakat. Untuk itu kita membutuhkan seorang pemimpin yang benar-benar peduli terhadap masyarakat, yang amanah dan memiliki visi perubahan yaitu perubahan sistem aturan dari kapitalisme liberal menjadi sistim Islam.
Tentu kita semua telah paham bahwa puasa ramadhan yang kita jalani ini akan bermakna jika kita benar-benar hanya mengharapkan ridlo Allah, sehingga kita bisa meningkatkan ketakwaaan baik ketakwaan individu, masyarakat maupun oleh Negara, sehingga rahmat dari Allah akan senantiasa tercurah bagi kita semua.
(http://detikislam.com/)
Tidak ada komentar: