Dalam hadits Nabi Muhammad saw disebutkan Bai’in mabrurin sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi:
"Rasulullah saw pernah ditanya tentang usaha/bisnis apa yang paling afdhal, Rasulullah menjawab; setiap usaha dari hasil jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur." (HR Baihaqi, No 1222, hadits Shahih dalam As-silsilah As-sahihah, No 607 dari Ibnu Umar Ra) .
Lantas apa yang dimaksud dengan Mabrur? Mabrur berasal dari kata Barra yabirru barran yang artinya baik dan suci. Kata Al Birr juga masih satu akar kata yang maknanya adalah kebaikan. Allah berfirman:
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya." (QS Ali Imran [3]: 92).
Ibnu Hajar Al atsqalani menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan bisnis yang mabrur itu adalah prilaku bisnis yang dapat diterima di sisi Allah (Maqbul) yang dijanjikan akan mendapatkan pahala besar. Di antara indikator bisnis mabrur adalah bisnis yang dalam prakteknya tidak fasid (rusak) yaitu tidak melakukan tindak penipuan, tidak melakukan kecurangan serta tidak khianat.
Antara Haji mabrur dengan bisnis mabrur terdapat beberapa kesamaan, di antaranya: Haji dan bisnis termasuk ibadah yang afdhal (utama) dalam pandangan Rasul, sebagaimana sabdanya: pada suatu ketika Nabi Saw ditanya, “Wahai Rasulullah amalan apa yang paling afdhal, Rasulullah Saw menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur” (HR Bukhari, No 1520).
Persamaan selanjutnya adalah Ibadah haji dan Bisnis dikategorikan Sabilillah dan dicanangkan surga, sebagaimana sabda Nabi:
"Seseorang telah melewati Nabi Saw maka para sahabat Nabi melihat keuletan dan giatnya, sehingga mereka mengatakan: “Wahai Rasulullah saw, seandainya dia lakukan itu di jalan Allah.”
Maka Rasulullah Saw bersabda:
“Bila ia keluar (rumah) demi mengusahakan untuk anak-anaknya yang kecil maka ia berada di jalan Allah. Bila ia keluar demi mengusahakan untuk kedua orangtuanya yang telah berusia lanjut maka ia berada di jalan Allah. Bila dia keluar demi mengusahakan untuk dirinya sendiri agar terjaga kehormatannya maka ia berada di jalan Allah. Namun bila dia keluar dan berusaha untuk riya’ (mencari pujian orang) atau untuk berbangga diri, maka ia berada di jalan setan." (HR At Tabrani, Mu’jam al kabir, No 15619, Shahih dalam shahih wa dha’if Jamiu shaghir, No 2308).
Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad di jalan Allah? “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur.” (HR Bukhari )
Keutamaan lainnya dalam ibadah haji adalah dicanangkan surga sedangkan orang yang berbisnis dengan benar akan mendapatkan rahmatNya (kasih sayang Allah) atau surga sebagaimana dalam sabdanya:
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR Bukhari)
Indikator mabrurnya haji seseorang adalah meningkatnya kedermawanan seseorang, sebagaimana sabdanya: "Kebaikan orang yang berhaji adalah gemar memberi makanan dan baik pekataannya." (HR Al Baihaqi, hasan dalam Silsilah As sahihah, No 1264).
Kasih sayang Allah akan disebar luaskan kepada mereka yang selalu as-samahah, memiliki jiwa toleransi dalam berbisnis, sebagaimana dijelaskan dalam riwayat:
"Allah akan memberikan rahmat, kepada seseorang yang toleran ketika menjual, membeli dan menagih utang." (HR Bukhari, No 1934)
Bisnis juga merupakan tiga hal yang menjadi prioritas mendapatkan penghasilan sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al Mawardi yang dikutip oleh Ibnu Hajar Al Atsqalani: Usulul Makasibi tsalatsatun; sumber penghasilan itu hakikatnya ada tiga hal di antaranya pertanian, bisnis dan industri.
Bisnis yang mabrur adalah bisnis yang selaras dengan Alquran dan as-sunah serta melihat prilaku bisnis Nabi serta para sahabat mulia. Semoga sekecil apapun binsis kita harapannya mendapatkan keberkahan dari Allah Swt. Menjadi rahmatan lil alamin, Amin.
Tidak ada komentar: